Halaman
Proses Pewarisan Kebudayaan
119
Bab
8
PROSES PEWARISAN
KEBUDAYAAN
Sumber:
Dokumen Penerbit
D
i dalam masyarakat, unsur-unsur kebudayaan yang terdiri atas
artefak, aktivitas, dan ide-ide diwariskan secara turun-temurun.
Di dalam antropologi, pewarisan ketiga unsur kebudayaan tersebut
merupakan proses belajar sepanjang hayat karena manusia akan selalu
belajar menerima unsur-unsur budaya baru dan menyeleksi unsur
kebudayaan yang berguna bagi kehidupannya.
Tujuan Pembelajaran
1. Siswa mampu mendeskripsikan proses pewarisan budaya.
2. Siswa mampu mendeskripsikan konsep pewarisan budaya.
3. Siswa mampu menganalisis perbedaan pewarisan budaya pada masyarakat tradisional dan
modern.
Khazanah Antropologi SMA 1
120
Peta Konsep
Kata kunci
• pewarisan kebudayaan
• masyarakat tradisional
• pola pengasuhan
• masyarakat modern
• seleksi
• sosialisasi
• sistem sosial
• enkulturasi
Proses
pewarisan
kebudayaan
Konsep
pewarisan
kebudayaan
Perbedaan
pewarisan
kebudayaan
masyarakat
tradisional
dan modern
Pengertian pewarisan budaya
Sosialisasi
Enkulturasi
Proses seleksi pewarisan budaya
Pola pengasuhan anak masyarakat
tradisional dan modern
Perbedaan sistem sosial dalam proses
pewarisan kebudayaan
Sarana pewarisan kebudayaan
Proses Pewarisan Kebudayaan
121
Sumber:
Indonesian Heritage 10
Gambar 8.1 Proses pewarisan budaya dalam
bentuk tradisi lisan di Pulau Timor
Sebuah masyarakat memiliki sistem kebudayaan tertentu yang
berbeda dengan sistem kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat
lainnya. Di dalam suatu masyarakat terdapat individu dan kelompok
masyarakat pendukung kebudayaan yang melestarikan kebudayaan
masyarakat tersebut. Misalnya, sistem kebudayaan Batak memiliki suatu
kompleks masyarakat yang menjaga dan memegang teguh nilai-nilai
kebudayaan Batak. Di dalam sistem budaya Batak, sistem kekerabatan
yang menganut prinsip marga tetap dipegang teguh di tengah-tengah
kehidupan modern pada saat ini. Selanjutnya, masyarakat Batak
melestarikan nilai-nilai adat istiadat dan kebudayaannya dengan
mewariskannya kepada generasi muda disertai norma dan aturan yang
boleh dan tidak boleh dilakukan seperti dalam adat upacara perkawinan
yang masih tetap menjunjung tinggi adat Batak.
Dalam buku
Encyclopaedia of Cultural Anthropology
, E.B. Tylor,
mendefinisikan konsep kebudayaan sebagai sebuah kompleks kesatuan
yang termasuk di dalamnya pengetahuan, kepercayaan, seni, moral,
hukum, adat kebiasaan dan hal-hal lainnya yang diperoleh manusia
sebagai anggota suatu masyarakat. Menurut Koentjaraningrat, konsep
kebudayaan menurut Tylor merupakan konsep kebudayaan sapu bersih
karena segala aspek kehidupan manusia tercakup di dalam konsep
kebudayaan tersebut. Berdasarkan fungsinya, kebudayaan bisa diartikan
sebagai seperangkat norma yang dijadikan pedoman hidup manusia atau
acuan dalam berperilaku yang diperoleh manusia melalui sebuah proses
belajar yang membutuhkan kurun waktu tertentu.
Berdasar konsep di atas maka dapat
disimpulkan bahwa kebudayaan mem-
butuhkan adanya suatu proses belajar
dalam kurun waktu tertentu agar dapat
diterima dalam suatu masyarakat. Dengan
kata lain, dalam proses belajar unsur-unsur
kebudayaan tersebut terjadi pewarisan
nilai-nilai budaya dan adat dari satu
generasi ke generasi berikutnya. Misalnya,
orang tua yang mengajarkan nilai sopan
santun pada anaknya. Proses pewarisan
nilai budaya tersebut berlangsung secara
turun-temurun.
Pendidikan yang diberikan oleh orang tua atau sesepuh masyarakat
membuat seorang anak mengerti perilaku sopan santun. Selain itu,
seorang anak akan diajari oleh orang tuanya untuk mengucapkan kata
terima kasih ketika diberi hadiah oleh orang lain. Perilaku anak belajar
untuk berperilaku sesuai nilai-nilai budaya dan adat istiadat merupakan
proses pewarisan kebudayaan yang tidak disadari oleh individu yang
melakukannya.
Khazanah Antropologi SMA 1
122
Di dalam masyarakat unsur kebudayaan diwariskan secara
turun-temurun yang membutuhkan waktu dalam proses pewa-
risannya. Dalam antropologi pewarisan nilai-nilai budaya
diidentikkan dengan proses belajar karena manusia akan belajar
menerima unsur-unsur budaya yang lama dan belajar untuk
menyeleksi unsur kebudayaan yang tepat bagi kehidupannya.
Dengan demikian, pengetahuan pewarisan budaya adalah proses
belajar kebudayaan yang berlangsung sepanjang kehidupan manusia.
Dalam masyarakat tradisional dan modern tidak terdapat
perbedaan yang mendasar dalam proses pewarisan atau belajar
kebudayaan karena setiap manusia akan mengalami proses belajar
kebudayaannya sendiri yang diajarkan secara turun-temurun.
Misalnya, anak-anak akan belajar bagaimana cara makan dengan
benar, memegang sendok yang benar, berbicara dengan sopan, dan
bergaul dengan orang lain dengan wajar.
Dalam masyarakat pedesaan peran keluarga sangat penting dan
menjadi inti pembentukan perilaku individu. Ibu dan ayah adalah
orang yang pertama kali mengajarkan kepada anaknya bagaimana
cara bersalaman dan mencium tangan orang yang lebih tua dan
bagaimana cara melakukan ritual keagamaan. Dalam masyarakat
perkotaan kecenderungan tersebut semakin jarang terjadi karena
kedua orang tua sibuk bekerja sehingga yang mengajarkan pada
anak bersosialisasi dengan kehidupannya adalah pengasuh anak atau
anggota keluarga yang lain. Proses pewarisan budaya antargenerasi
tersebut dilakukan melalui proses sosialisasi dan enkulturasi dalam
keluarga dan masyarakat.
1.
Sosialisasi
Menurut Koentjaraningrat proses sosialisasi adalah proses
belajar kebudayaan dalam hubungan dengan sistem sosial. Dalam
proses sosialisasi seorang individu dari masa anak-anak hingga masa
A. Konsep Pewarisan Budaya
Edward B. Tylor adalah seorang antro-
polog Inggris yang lahir pada tahun 1832
dan wafat pada tahun 1917. Ia me-
nyatakan bahwa alat-alat pertama yang
dipakai oleh manusia adalah lebih
sederhana dibandingkan alat-alat yang
ditemukan pada masa berikutnya.
Menurut Tylor, evolusi kebudayaan
terjadi melalui tiga tahap, yaitu liar,
biadab, dan beradab.
ersona
Di dalam masyarakat kebudayaan
berfungsi sebagai pedoman hidup yang
mengatur tingkah laku individu dalam
masyarakat. Oleh karena itu, di dalam wujud
kebudayaan yang bersifat abstrak terdapat
berbagai macam aturan norma sosial yang
harus diterima oleh individu yang hidup
dalam masyarakat. Selanjutnya, kebudayaan
yang bersifat abstrak berbentuk norma dan
nilai-nilai adat tersebut diwariskan dari
generasi ke generasi melalui proses belajar
kebudayaan.
Proses Pewarisan Kebudayaan
123
tuanya belajar pola-pola tindakan dalam interaksi dengan berbagai
individu di sekelilingnya yang menduduki berbagai peranan sosial
dalam kehidupan sehari-hari. Selanjutnya, individu mulai
berhubungan dengan individu lain di sekitar lingkungan
kehidupannya dan belajar bagaimana untuk bertindak atau
berbudaya di dalam masyarakat.
Di dalam proses sosialisasi seseorang akan belajar untuk
memahami, menghayati, menyesuaikan, dan melaksanakan tindakan
sosial yang sesuai dengan pola perilaku masyarakatnya.
Dalam proses sosialisasi yang berlangsung sepanjang rentang
hidup manusia sejak ia dilahirkan sampai akhir hayatnya, seseorang
akan selalu belajar kebudayaan dan sistem sosial yang melingkupi-
nya. Misalnya, seorang anak yang tinggal dalam masyarakat
pertanian secara tidak langsung akan bersosialisasi dengan pola
hidup dan pekerjaan orang tuanya sebagai petani sehingga akhirnya
terbentuk pola pikir yang serupa dengan orang tuanya.
Selanjutnya, sejak kecil anak-anak telah disosialisasikan dengan
beberapa unsur kultural universal dalam masyarakat. Misalnya,
proses pewarisan kebudayaan yang bersifat religius, seperti
mengajak anak-anak salat di masjid, mengikuti upacara di Pura,
mengikuti misa di gereja, mendaftarkan anak ke pesantren atau
taman pendidikan Al-Qur’an (TPA) atau mengikutsertakan anak
dalam sekolah minggu. Melalui aktivitas tersebut anak diajarkan
untuk mengenal norma agama yang berfungsi sebagai pedoman atau
acuan hidupnya. Proses sosialisasi tersebut lambat laun akan
tertanam dalam diri individu yang berakibat pada pewarisan suatu
kebudayaan tertentu yang berlangsung sepanjang hidup manusia.
Di dalam sistem budaya masyarakat Jawa terdapat berbagai
contoh sosialisasi kebudayaan, seperti upacara perkawinan adat Jawa
yang rumit dan kompleks, kebiasaan berziarah ke makam keluarga
yang sudah meninggal, membawakan oleh-oleh bagi tetangga setelah
pulang bepergian, dan mengadakan syukuran salah satu unsur proses
pewarisan kebudayaan. Sebuah sistem kebudayaan bisa diwariskan
kepada generasi berikutnya apabila dipraktikkan oleh masyarakat dan
individu yang bersangkutan. Misalnya, tradisi selamatan dalam
masyarakat Jawa. Menurut Clifford Geertz, tradisi selamatan dalam
masyarakat Jawa sudah menjadi bagian dalam kehidupan mereka yang
sulit untuk ditinggalkan. Artinya, kebudayaan selamatan sudah
mengakar dan diwariskan secara turun-temurun dalam kehidupan
masyarakat Jawa, khususnya di daerah pedesaan.
Proses sosialisasi berkaitan erat dengan enkulturasi atau proses
pembudayaan. Biasanya proses sosialisasi dan enkulturasi dapat
berlangsung secara bersamaan dalam diri seorang individu sehingga
kepribadiannya terbentuk sesuai dengan kepribadian masyarakatnya.
Sumber:
Indonesian Heritage 9
Gambar 8.2 Pewarisan
budaya yang bersifat
religius
Khazanah Antropologi SMA 1
124
Proses sosialisasi dan enkulturasi berlangsung dari generasi tua pada
generasi muda melalui tahapan tertentu. Misalnya, seorang anak
mempelajari kehidupan dimulai dari lingkungan keluarganya,
kemudian meluas ke tetangga, teman sebaya, sekolah, lingkungan
kerja, hingga diperoleh suatu status dalam pergaulan hidup.
ktivita:
Kecakapan Sosial
Melalui sosialisasi dalam keluarga,
proses pewarisan budaya berlangsung
di dalam lingkup yang kecil. Coba Anda
analisis proses pewarisan budaya yang
dilakukan oleh orang tua Anda sebagai
bagian dari penanaman pedoman nilai-
nilai. Tulislah dan uraikan secara singkat
hasil analisis Anda di depan kelas.
Sumber:
Dokumentasi Penerbit
Gambar 8.3 Sosialisasi di lingkungan keluarga
awasan Kebhinekaan
Dalam proses sosialisasi, seseorang
individu akan dibimbing dan diarahkan
untuk membentuk diri menjadi seorang
anggota masyarakat yang mampu berpikir
dan bertindak sesuai norma dan nilai sosial
budaya yang berlaku dalam masyarakat.
Salah satu bagian dalam proses sosialisasi
adalah cara pengasuhan anak. Di dalam
adat orang Rimba dikenal istilah mem-
perkenalkan adat budaya orang Rimba
pada seorang anak ketika masih kecil dan
dianggap sebagai anggota baru dalam
komunitas adat masyarakat Rimba.
2.
Enkulturasi
Menurut Koentjaraningrat, istilah yang tepat untuk menyebut
proses enkulturasi dalam bahasa Indonesia adalah pembudayaan
atau
institutionalization
. Proses enkulturasi adalah proses individu
mempelajari dan menyesuaikan alam pikiran serta sikapnya dengan
adat istiadat, norma, dan peraturan-peraturan yang hidup dalam
kebudayaannya. Secara tidak langsung seorang individu sudah mulai
memperoleh pewarisan kebudayaan dalam kehidupannya karena
menyesuaikan diri dan bersikap sesuai dengan tuntutan norma atau
adat kebudayaan yang berlaku di masyarakatnya.
Menurut Koentjaraningrat sejak kecil proses enkulturasi sudah
dimulai oleh warga masyarakat, dimulai di dalam lingkungan
keluarganya dan teman-temannya bermain. Pada awalnya individu
belajar meniru berbagai macam tindakan orang-orang di sekitarnya
sehingga tindakannya menjadi suatu pola yang teratur dan norma
Proses Pewarisan Kebudayaan
125
yang mengatur tindakannya ditetapkan. Selain itu, berbagai norma
yang ada dipelajari seorang individu dengan mendengarkan
pembicaraan orang lain mengenai berbagai norma tersebut dalam
lingkungan pergaulannya pada saat yang berbeda-beda. Misalnya,
adat kebiasaan orang Indonesia yang menganjurkan bahwa apabila
seseorang bepergian ke suatu tempat yang jauh, sekembalinya nanti
diharapkan membawa oleh-oleh dan membagikannya kepada kerabat
atau tetangga dekatnya. Dengan tindakan tersebut maka rasa aman
telah tertanam pada diri seseorang karena ia mempunyai hubungan
baik dengan orang-orang sekitarnya. Nilai solidaritas sosial yang
merupakan motivasi tindakan membagikan oleh-oleh tersebut telah
timbul ketika seseorang masih kecil dan diinternalisasi dalam
kepribadiannya.
awasan Etos Kerja
Proses sosialisasi dan enkulturasi
dalam masyarakat berguna untuk mena-
namkan nilai-nilai dan norma sosial dalam
diri individu. Selanjutnya, individu yang
telah mengalami proses sosialisasi
tersebut akan berperilaku sesuai dengan
tuntutan norma dan nilai-nilai yang berlaku
dalam masyarakat dan bangsa. Apakah nilai-
nilai dalam proses pewarisan kebudayaan
yang berguna bagi pembentukan karakter
individu dalam masyarakat? Renungkan dan
tulis pendapat Anda dalam buku kerja.
ktivita:
Kecakapan Sosial
Pernahkah Anda mengalami proses
enkulturasi dalam keluarga? Carilah satu
contoh proses enkulturasi yang pernah
Anda alami dalam keluarga Anda.
Diskusikan bersama orang tua Anda
proses enkulturasi di dalam keluarga
Anda. Tulis hasil kegiatan Anda dalam
selembar kertas dan uraikan secara
singkat hasil kegiatan Anda di depan
kelas!
Norma diajarkan kepada individu dalam
lingkungan keluarga, dalam lingkungan
pergaulan di luar keluarga, dan diajarkan
secara formal di sekolah. Di samping aturan-
aturan masyarakat dan negara yang diajarkan
di sekolah melalui mata pelajaran seperti
kewarganegaraan, aturan sopan santun dalam
bergaul juga dapat diajarkan secara informal
di sekolah. Dalam proses enkulturasi tersebut
individu berusaha untuk mewariskan nilai-
nilai budaya yang harus dipahami oleh orang
lain. Proses pewarisan kebudayaan ini bersifat
turun-temurun dari generasi tua ke generasi
yang lebih muda.
B. Berbagai Lembaga Pewarisan Kebudayaan
1.
Lembaga Pewarisan Kebudayaan pada Masyarakat Tradisional
Proses pewarisan kebudayaan pada masyarakat tradisional
berlangsung secara lebih sederhana dibandingkan dalam masyarakat
modern karena masyarakat tradisional memiliki sistem sosial yang
bersifat komunal.
Khazanah Antropologi SMA 1
126
Lembaga pewarisan kebudayaan pada masyarakat tradisional
adalah keluarga, masyarakat, lembaga adat, dan lembaga
keagamaan,
a.
Keluarga
Keluarga merupakan media pewarisan kebudayaan dalam
masyarakat tradisional. Setelah seorang bayi dilahirkan, ia
segera berhubungan dengan kedua orang tuanya dan anggota
keluarganya yang lain. Sebagai anggota keluarga baru, seorang
anak sangat bergantung pada perlindungan dan bantuan
anggota-anggota keluarganya. Proses pewarisan kebudayaan
dimulai dengan proses belajar menyesuaikan diri dan mengikuti
perilaku anggota keluarganya, seperti belajar makan, berbicara,
berjalan, dan bergaul dengan anggota keluarga lainnya. Melalui
interaksi dalam keluarga, seorang anak belajar untuk mengenal
lingkungan sekitar dan pola-pola interaksi sosial dalam masya-
rakat. Selanjutnya, proses pewarisan kebudayaan dalam keluarga
pada masyarakat tradisional dilakukan dengan pembagian tugas
dan tanggung jawab sesuai kemampuan anak
Proses pewarisan kebudayaan dalam keluarga masyarakat
tradisional di Indonesia memiliki pola-pola yang berbeda-beda.
Dalam masyarakat suku bangsa di Papua, seorang bayi akan
berinteraksi secara erat dengan para wanita selain ibunya setelah
dilahirkan. Hal ini terjadi karena ibunya bekerja sambil mengasuh
bayinya di kebun ubi setelah melahirkan. Saat bekerja, sang bayi
digendong di atas punggung ibunya. Pada saat istirahat, sang
bayi akan selalu mendapat perhatian dari para wanita lain yang
bekerja di kebun ubi tersebut. Di kalangan masyarakat suku
bangsa Dayak Paju di Kalimantan Tengah, proses pewarisan
kebudayaan dalam keluarga dimulai sejak anak-anak mampu
berjalan. Setelah mampu berjalan, biasanya seorang anak diasuh
oleh kakak atau sepupunya. Oleh karena itu, sedini mungkin
seorang anak diajarkan untuk memikul tanggung jawab serta
pembagian tugas dalam keluarga. Seorang anak yang berumur
dua tahun mempunyai kewajiban untuk menjaga adiknya yang
tidur dalam buaian selendang yang digantungkan di tiang rumah.
Seorang anak berumur 3 tahun bertugas menggendong adiknya
sambil bermain bersama teman-temannya. Selanjutnya, anak-
anak yang berusia 5 tahun lebih diberi tugas mencari kayu,
memikul air, dan menumbuk padi. Seorang anak yang berumur
7 tahun sudah mampu membantu orang tuanya berladang.
Mereka bertugas menanam, menyiangi, dan menjaga tanaman
sambil bermain. Proses belajar nilai-nilai budaya dalam keluarga
tersebut akan terus berlanjut saat seseorang beranjak dewasa.
Misalnya, dalam berbagai peristiwa siklus hidup dalam keluarga
seperti kelahiran, perkawinan, dan kematian.
Proses Pewarisan Kebudayaan
127
b.
Masyarakat
Dalam masyarakat tradisional proses pewarisan kebudayaan
terjadi melalui proses sosialisasi. Dalam proses sosialisasi
seeseorang dapat mempelajari adat istiadat, nilai-nilai, dan norma
yang berlaku sehingga dapat membentuk perilaku sesuai dengan
perilaku anggota masyarakat lainnya. Misalnya, berperilaku
sopan terhadap orang tua, sikap tolong menolong dalam kegiatan
gotong royong, dan memberi oleh-oleh kepada kerabat dekat
dan tetangga setelah bepergian jauh yang ditanamkan sedini
mungkin. Tujuan tindakan tersebut adalah menjalin hubungan
baik dengan anggota masyarakat lainnya dan menanamkan nilai-
nilai gotong royong.
c.
Lembaga Adat
Dalam masyarakat tradisional, proses pewarisan kebudayaan
dilakukan melalui lembaga adat. Apabila lembaga adat berfungsi
dengan baik, maka para sesepuh adat sebagai pemimpin
masyarakat mempunyai kewenangan dalam menyosialisasikan
norma dan nilai-nilai adat yang berlaku. Oleh karena itu,
seseorang yang melakukan pelanggaran nilai-nilai adat akan
mendapat sanksi sosial. Contoh penerapan sanksi adat untuk
mengendalikan perilaku anggota masyarakat diterapkan
masyarakat suku Wana di Sulawesi Tengah. Apabila terjadi suatu
pelanggaran terhadap suatu aturan adat, maka para sesepuh adat
akan memutuskan bentuk sanksi sosial terhadap warga masya-
rakat tersebut. Warga masyarakat yang melanggar tersebut harus
mematuhi sanksi dengan membayar ganti rugi berupa benda-
benda tertentu. Oleh karena itu, seseorang yang tidak mau
memenuhi sanksi adat akan dikucilkan dalam masyarakat.
Contoh pewarisan nilai-nilai kegotongroyongan terjadi dalam
masyarakat Bali. Dalam sistem
banjar
di Bali, nilai budaya
kegotongroyongan (
pasukadukaan
) merupakan bentuk ikatan
sosial dan wujud solidaritas antarwarga masyarakat. Oleh karena
itu, setiap warga masyarakat diwajibkan untuk berpartisipasi
dalam kegiatan gotong royong, seperti merawat pura atau
membangun sarana umum. Aturan adat tersebut memiliki sanksi
sosial yang bersifat mengikat setiap anggota masyarakat agar
mematuhi adat istiadat tersebut. Misalnya, anggota masyarakat
yang tidak mau terlibat dalam kegiatan gotong royong akan
dikucilkan dalam pergaulan sehari-hari.
d.
Lembaga Keagamaan
Lembaga agama merupakan salah satu sarana pewarisan
kebudayaan dalam masyarakat tradisional. Pesantren adalah
contoh lembaga pewarisan kebudayaan masyarakat tradisional.
Dalam pendidikan pesantren diajarkan nilai-nilai agama dan
para santri diwajibkan untuk mengamalkan nilai-nilai dan ajaran
Khazanah Antropologi SMA 1
128
agama tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu,
pendidikan pesantren juga menanamkan nilai-nilai budi pekerti
seperi sopan santun dan menghormati orang tua dan guru.
Pengamalan nilai-nilai tersebut dilakukan secara langsung di
lingkungan pesantren. Misalnya, kebiasaan santri untuk
mencium tangan sang kiai sebagai bentuk penghormatan kepada
guru atau orang tua.
Pewarisan kebudayaan juga dilakukan masyarakat tradi-
sional yang memeluk agama Kristen. Bagi masyarakat Batak
Toba di Sumatra Utara, perayaan Natal merupakan sarana
upacara untuk menegaskan posisi anak menjadi seorang
pemeluk Kristen yang mendapatkan berkat istimewa (
sahala
)
yang diberikan leluhur. Upacara tersebut dilakukan dengan
mengajak anak-anak melaksanakan upacara
marayat-rayat
,
yaitu mengucapkan dan menghafal ayat-ayat pilihan dalam
kitab Injil di depan sesepuh adat dan anggota keluarga di gereja.
2.
Lembaga Pewarisan Kebudayaan dalam Masyarakat Modern
Proses pewarisan kebudayaan pada masyarakat modern bersifat
lebih kompleks dan lebih luas dibandingkan dalam masyarakat
tradisional karena melibatkan beberapa elemen dalam masyarakat.
Selain dalam keluarga dan masyarakat, proses pewarisan kebudayaan
dalam masyarakat modern dilakukan melalui saluran organisasi sosial
dan media massa.
a.
Organisasi Sosial
Organisasi sosial adalah suatu kelompok yang dibentuk
secara sadar untuk mencapai kepentingan bersama. Terbentuknya
organisasi sosial didasari oleh kesamaan minat, tujuan, ke-
pentingan, pendidikan, keagamaan, profesi, politik, dan peme-
rintahan. Pewarisan budaya pada organisasi sosial dilakukan
dalam lembaga pendidikan, lembaga keagamaan, lembaga
ekonomi, dan lembaga p
emerintahan.
1)
Lembaga Pendidikan
Pendidikan di sekolah merupakan tuntutan kemajuan
dari masyarakat tradisional ke masyarakat modern. Pada
masyarakat tradisional, fungsi pendidikan dijalankan oleh
keluarga. Pada masyarakat modern, fungsi pendidikan
dijalankan oleh sekolah. Begitu pentingnya pewarisan
kebudayaan dalam lembaga pendidikan sehingga berbagai
profesi dalam masyarakat, seperti dokter, insinyur, arsitek,
antropolog, dan ahli hukum ditentukan oleh keberhasilan
seseorang dalam menjalani pendidikan di lembaga pen-
didikan. Lembaga pendidikan, seperti sekolah atau uni-
versitas merupakan sarana pembelajaran yang sistematis
dan terstruktur terhadap seseorang. Di dalam lembaga
Proses Pewarisan Kebudayaan
129
pendidikan terdapat serangkaian budaya, nilai, dan norma
yang berlaku khusus dan umum untuk ditaati oleh setiap
siswa. Oleh karena itu, lembaga pendidikan mempunyai
tugas untuk melakukan sosialisasi budaya, nilai, dan norma
khusus maupun umum agar ditaati oleh siswa.
Dalam proses pewarisan budaya, lembaga pendidikan
memiliki fungsi, antara lain
a)
memperkenalkan, memelihara, dan mengembangkan
unsur-unsur seni dan budaya;
b) mengembangkan kemampuan penalaran siswa;
c)
wahana alih teknologi dan ilmu pengetahuan;
d) melatih kepribadian dan memperkuat budi pekerti
siswa;
e) menanamkan rasa persaudaraan, solidaritas, dan
kesetiakawanan sosial;
f)
menumbuhkembangkan semangat kebangsaan dan
rasa cinta tanah air.
2)
Lembaga Keagamaan
Meskipun fungsinya sebagai lembaga pendidikan
dalam masyarakat modern sudah diambil oleh lembaga
pendidikan, namun lembaga keagamaan masih berperanan
penting dalam proses pewarisan kebudayaan.
Salah satu fungsi lembaga agama adalah menanamkan
nilai-nilai moral dalam pengajaran agama yang disampaikan
para pemuka agama. Lembaga keagamaan dalam masya-
rakat modern mempunyai fungsi sebagai lembaga pendi-
dikan dan pembimbingan agama. Fungsi pembimbingan
agama dilaksanakan para pemuka agama kepada para
pemeluk agama dalam upacara keagamaan, seperti khotbah,
renungan (meditasi), pendalaman rohani, kebaktian, dan
misa. Fungsi pendidikan agama dijalankan oleh lembaga
pendidikan keagamaan informal, seperti
T
aman
P
endidikan
Alquran (TPA) di masjid-masjid dan sekolah minggu di
gereja. Pada saat ini, fungsi pendidikan keagamaan formal
dijalankan oleh lembaga pendidikan keagamaan modern,
seperti madrasah, sekolah tinggi agama, dan institut agama.
Dalam lembaga pendidikan tersebut diajarkan materi
pendidikan keagamaan dan umum. Melalui pendidikan dan
pembimbingan agama, nilai-nilai ajaran agama dapat di-
tanamkan para pemuka agama pada umat beragama.
Selanjutnya, nilai-nilai ajaran agama tersebut dapat diprak-
tikkan oleh umat beragama dalam kehidupan bermasyarakat.
Misalnya, pewarisan nilai-nilai persaudaraan, kesetia-
kawanan, solidaritas, dan empati sosial dalam agama Islam
ditanamkan melalui perayaan hari raya Lebaran dan Idul
Khazanah Antropologi SMA 1
130
Adha. Melalui perayaan hari raya Lebaran dan Idul Adha,
umat Islam ditanamkan nilai-nilai kesetiakawanan dan
empati sosial dengan cara memberikan zakat berupa harta
benda dan ternak kepada warga yang kurang mampu. Di
kalangan masyarakat Kristen Batak Karo yang tinggal di
Medan, perayaan Natal merupakan sarana integrasi sosial
yang melibatkan seluruh anggota masyarakat. Setelah acara
perayaan Natal di gereja, diadakan acara makan bersama
sebagai tanda syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa dan
sarana untuk memperkuat ikatan emosional jemaah gereja.
3)
Lembaga Pemerintahan
Sarana pewarisan budaya dalam masyarakat modern
adalah lembaga politik dan pemerintahan. Lembaga
pemerintahan merupakan sarana sosialisasi dan enkulturasi
nilai-nilai dan norma sosial dalam bentuk aturan hukum dan
perundang-undangan bagi warga masyarakat. Lembaga
pemerintahan dari tingkat RT/RW, kelurahan, kecamatan,
kabupaten, hingga pemerintah pusat berfungsi untuk
mensosialisasikan berbagai aturan hukum dan perundang-
undangan kepada masyarakat. Salah satu tugas lembaga
pemerintah adalah menyusun serangkaian peraturan agar
segenap anggota masyarakat tidak melakukan tindakan yang
dapat merugikan diri sendiri maupun orang lain. Aturan
tersebut perlu disosialisasikan agar para anggota masyarakat
mengetahui dan melaksanakan aturan yang berlaku.
Selain berkedudukan sebagai lembaga perumus per-
aturan dan sosialisasi nilai, lembaga pemerintah juga
menjadi pengendalian sosial terhadap pelanggaran atas
peraturan yang ada. Dengan demikian, secara otomatis
lembaga pemerintah telah memiliki tugas dan kewajiban
sebagai lembaga pengendali kehidupan sosial.
Tujuan penerapan norma dan nilai-nilai hukum
tersebut adalah tercapainya tujuan bernegara dan ber-
bangsa, yaitu masyarakat yang tertib, adil, dan makmur.
Oleh karena itu, setiap warga negara harus mematuhi
semua aturan hukum dan perundang-undangan demi
mewujudkan keamanan dan ketertiban dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Fungsi pene-
rapan sanksi hukum adalah mengendalikan perilaku setiap
anggota masyarakat agar sesuai dengan norma dan nilai-
nilai hukum yang berlaku. Apabila ada warga yang
melakukan pelanggaran aturan hukum dan perundang-
undangan, maka mereka akan mendapatkan sanksi hukum
dari lembaga pemerintahan. Setiap warga masyarakat dapat
berhubungan dengan lembaga pemerintahan apabila
Proses Pewarisan Kebudayaan
131
membutuhkan pelayanan publik. Misalnya, mengurus surat
izin mendirikan perusahaan dan mendapatkan pelayanan
kesehatan. Fungsi lembaga pemerintahan, antara lain
a) memberikan pelayanan publik pada masyarakat,
seperti bidang kesehatan, pendidikan, dan kesejah-
teraan rakyat;
b) menyelesaikan setiap konflik dalam masyarakat;
c)
mengawasi pelaksanaan undang-undang yang telah
ditetapkan.
b.
Media Massa
Agen atau lembaga utama dalam proses pewarisan ke-
budayaan masyarakat modern adalah media massa, seperti
televisi, radio, surat kabar, majalah, tabloid, film, dan internet.
Media massa adalah sarana pewarisan budaya yang berpengaruh
dalam masyarakat modern karena bersifat intensif dan dikemas
dalam bentuk audio visual yang menarik bagi masyarakat.
C. Perbedaan Pewarisan Budaya pada Masyarakat Tradisional
dan Modern
Proses pewarisan kebudayaan berlangsung sejak individu masih
anak-anak dan terus berlanjut hingga akhir hayatnya. Dengan demikian,
proses tersebut berlangsung secara terus-menerus karena kebudayaan
selalu berubah sehingga individu akan terus belajar untuk menyesuaikan
diri dengan perubahan kebudayaan tersebut. Di dalam proses tersebut
individu yang lebih tua akan selalu mewariskan kebudayaan kepada
ktivita:
Kecakapan Sosial
Coba rangkumlah ciri-ciri lembaga
pewarisan kebudayaan masyarakat
tradisional dan modern. Selanjutnya,
tulislah perbandingan ciri-ciri lembaga
pewarisan kebudayaan masyarakat
tradisional dan modern pada selembar
kertas dan uraikan secara singkat di
depan kelas.
Sebagai sarana pewarisan budaya, media
massa memiliki peran yang sangat besar dalam
pembentukan kepribadian individu. Misalnya,
penayangan film dan program acara yang
menonjolkan kekerasan yang mendorong
perilaku negatif di kalangan anak-anak. Selain
itu, iklan yang ditayangkan televisi mem-
punyai potensi untuk mengubah perilaku atau
gaya hidup masyarakat. Misalnya, berbagai
gaya para artis cilik dalam iklan yang ditiru
anak-anak.
Dampak positif media massa antara lain, penayangan
program-
program siaran televisi yang mampu merangsang
cakrawala berpikir dan kreatifitas warga masyarakat dalam
program-
program seni budaya dan iptek, penayangan program-
program yang menanamkan rasa cinta tanah air, dan acara-
acara sinetron yang menayangkan kisah-kisah kesetiakawanan
dan solidaritas sosial warga masyarakat.
Khazanah Antropologi SMA 1
132
generasi yang lebih muda. Sebaliknya, generasi yang lebih muda akan
selalu menyeleksi kebudayaan mana yang dianggap cocok untuk dirinya.
Dalam proses seleksi tersebut akan timbul sebuah pola penerimaan dan
penyimpangan atau deviasi dalam perilaku individu.
1.
Pola Pewarisan Budaya pada Masyarakat Tradisional
Dalam masyarakat tradisional di mana pola pengasuhan anak masih
dibebankan kepada kedua orang tua proses pewarisan kebudayaan secara
langsung akan dilakukan oleh orang tuanya. Pada masyarakat berbasis
pertanian seorang ibu bekerja di ladang yang sambil menggendong
anaknya, sedangkan anak-anaknya yang lebih besar membantunya sambil
bermain di ladang. Apabila sang ibu tidak mampu mengasuh anaknya
maka pengasuhan anak tersebut dilakukan oleh kerabatnya. Di dalam
masyarakat pertanian pewarisan kebudayaan dalam pengertian
pembelajaran tingkah laku tetap dilakukan di dalam lingkungan keluarga.
Pola pengasuhan tersebut memberi kesempatan kepada anak yang lebih
dewasa untuk ikut mengasuh adik-adiknya ketika orang tua mereka tidak
bisa memenuhi tugas tersebut. Kebiasaan ini tetap dilakukan sehingga
anak-anak di daerah pedesaan terbiasa mengendong adiknya sambil
bermain.
Sumber:
Indonesian Heritage 9
Gambar 8.4 Pengasuhan anak
pada masyarakat tradisional
Contoh perilaku kepatuhan anak terhadap orang tua
relatif lebih mudah ditemukan di daerah pedesaan pada saat
ini karena masyarakat pedesaan yang mayoritas bekerja di
sektor agraris memungkinkan mereka mendorong anak
untuk mengenal sistem ekonomi pertanian dengan cara
mengajak anak melakukan pekerjaan pertanian sedini
mungkin. Di dalam aktivitas tersebut orang tua akan
mengajarkan bagaimana cara-cara menanam padi,
menghitung penanggalan yang tepat untuk aktivitas
mengolah sawah dan menanam, dan melakukan ritual
pertanian yang diadakan pada saat panen raya tiba. Karena
sistem sosial masyarakat tradisional masih mematuhi norma
dan adat istiadat maka proses pewarisan kebudayaan
dilakukan dengan mengajari anak-anak sedini mungkin
untuk ambil bagian dalam aktivitas pertanian secara tidak
langsung.
2.
Pola Pewarisan Budaya pada Masyarakat Modern
Pola pewarisan kebudayaan di perkotaan berbeda dengan pewarisan
kebudayaan di pedesaan karena sistem sosial masyarakat kota berbeda
dengan sistem sosial masyarakat pedesaan. Pola pewarisan kebudayaan
masyarakat di perkotaan tidak dilakukan oleh anggota keluarga atau
kerabat dekat, akan tetapi dilakukan oleh pembantu rumah tangga. Or-
ang kota memiliki pembantu rumah tangga atau pengasuh anak (
baby
sitter
) yang bertugas mengasuh anak-anak pada saat kedua orang tuanya
Proses Pewarisan Kebudayaan
133
sedang bekerja. Dalam pola pengasuhan tersebut, pewarisan kebudayaan
tidak dilakukan oleh orang tua, melainkan oleh orang lain yang tidak
memiliki relasi kekerabatan dengan anak. Interaksi anak dengan orang
tua sangat terbatas sehingga pewarisan kebudayaan dilakukan secara
minimal. Oleh karena itu, pembantu atau
baby sitter
akan mengajari
kebiasaan seperti cara makan dan berjalan pada anak. Pembentukan sikap
dan perilaku tersebut akan berpengaruh terhadap pola perilaku anak yang
lebih ditentukan oleh proses pewarisan kebudayaan yang dilakukan oleh
pembantu rumah tangga.
Pada proses pewarisan kebudayaan dalam keluarga juga juga terjadi
dalam penyebaran informasi melalui media massa. Selain melalui peran
pembantu dan pengasuh anak, media massa seperti televisi sangat
berpengaruh dalam proses pembentukan perilaku anak-anak. Menurut
Kris Budiman, televisi berperanan sebagai penjaga anak saat orang
tuanya pergi bekerja atau saat pembantu dan pengasuh anak mengerjakan
tugas rumah tangga lainnya. Melalui tayangan-tayangan televisi, seorang
anak akan belajar pola-pola perilaku yang akan ditirunya dalam
kehidupan sehari-hari. Misalnya, perilaku anak yang suka meniru iklan
atau gaya para artis dalam tayangan televisi.
ktivita:
Kecakapan Sosial
Televisi merupakan satu sarana
pewarisan budaya yang sangat efektif.
Namun, di samping dampak positif,
televisi juga mempunyai dampak negatif
berupa mendorong perilaku agresif dan
asusila dalam tayangan televisi.
Diskusikan bersama teman sekelom-
pok Anda dampak negatif televisi ter-
hadap pembentukan perilaku pada
masyarakat. Selanjutnya, tulis kesimpul-
an diskusi kelompok Anda untuk dikum-
pulkan pada guru.
sumber:
Dokumen Penerbit
Gambar 8.5 Pewarisan budaya melalui media
massa
Media massa seperti radio, televisi, koran, majalah, dan internet dalam
masyarakat perkotaan merupakan sarana yang paling efektif dalam proses
pewarisan budaya. Media massa merupakan media sosialisasi yang pal-
ing efektif mengubah perilaku masyarakat. Selain itu, pewarisan nilai-
nilai budaya juga lebih efektif dilakukan melalui media massa karena pesan
yang ditayangkan media massa dapat mengarahkan perilaku positif dalam
masyarakat. Misalnya, penayangan acara kesenian daerah dan film-film
dokumentasi mengenai kehidupan suatu masyarakat tradisional di televisi.
Khazanah Antropologi SMA 1
134
angkuman
Kebudayaan tidak akan pernah punah,
selalu berkembang, dan dinamis karena
adanya proses pewarisan budaya dalam
masyarakat yang berlangsung secara
generatif. Proses ini membutuhkan waktu
dan terjadi dalam lembaga keluarga
sebagai lembaga pewarisan kebudayaan
yang paling awal yang disebut proses
sosialisasi dan enkulturasi.
Namun, ada perbedaan antara pewa-
risan kebudayaan yang terjadi dalam
masyarakat tradisional dan masyarakat
modern. Setiap generasi akan melakukan
proses seleksi terhadap kebudayaan yang
mereka hadapi. Apa yang dianggap cocok
dan berguna akan diambil atau sebaliknya
. Sistem sosial yang berbeda sedikit
banyak mengakibatkan perbedaan dalam
cara pewarisan kebudayaan. Masyarakat
pedesaan mungkin masih menganggap
pentingnya nasihat orang tua dalam
kehidupan, sedangkan masyarakat
perkotaan lebih kompleks pola pikirnya
karena hadirnya berbagai media massa
yang turut memengaruhi perilaku individu.
efleksi
Setelah mempelajari bab ini, Anda seha-
rusnya mampu memahami tentang:
1. konsep pewarisan budaya;
2. perbedaan pewarisan budaya pada
masyarakat tradisional dan modern.
Apabila masih terdapat materi yang belum
Anda pahami, pelajarilah kembali sebelum
melanjutkan ke bab berikutnya.
ji Kompetensi
A. Pilihlah jawaban yang paling tepat dengan memberi tanda
silang (
x
) di depan huruf a, b, c, d, atau e!
1. Salah satu unsur paling penting dalam
pewarisan kebudayaan, baik secara
generatif atau secara interaksionis
antarmasyarakat adalah adanya suatu
proses ....
a.
internalisasi
b.
eksternalisasi
c.
sosialisasi
d.
belajar kebudayaan
e.
interaksi
2.
Kebudayaan yang pertama kali diwaris-
kan secara generatif kepada setiap
manusia adalah ....
a.
norma dan nilai
b.
silsilah keluarga
c.
adat istiadat
d.
kekerabatan
e.
perilaku
3.
Konsep kebudayaan sapu bersih menurut
Koentjaraningrat berdasarkan definisi
kebudayaan menurut E.B. Tylor, yaitu ....
a.
kebudayaan bersifat relatif antar-
masyarakat
b.
kebudayaan adalah milik bersama
seluruh anggota masyarakat
c.
kebudayaan adalah sebuah proses
belajar sepanjang hayat
Proses Pewarisan Kebudayaan
135
d.
kebudayaan adalah hasil pikiran
manusia
e.
kebudayaan terdiri atas segala
sistem kehidupan manusia seperti
bahasa, seni, ekonomi, agama, dan
moral
4.
Alasan mengapa proses belajar penting
bagi proses pewarisan kebudayaan
adalah ....
a.
pewarisan membutuhkan proses
belajar dalam waktu yang lama
b.
perlunya interaksi antara sesama
manusia
c.
adanya saling memengaruhi yang
memerlukan proses
d.
dibutuhkannya agen-agen pewaris
kebudayaan
e.
perlu memikirkan efek dari suatu
kebudayaan
5.
Proses pewarisan kebudayaan yang
bersifat generatif adalah ....
a.
tingkah laku anak meniru orang
tuanya
b. perilaku anak didasarkan atas
interaksinya dengan teman-teman
c.
gen orang tua diwariskan dalam gen
anak-anaknya
d.
watak anak dibentuk oleh keluar-
ganya
e.
kepandaian anak didapatkan dari or-
ang tuanya
6.
Fungsi kebudayaan yang penting untuk
diwariskan secara generatif adalah ....
a.
membentuk perilaku manusia
b.
sebagai pedoman hidup secara
turun-temurun
c.
membentengi manusia dari sifat
jahat
d.
membatasi perilaku manusia
e.
menjaga interaksi manusia dengan
sesamanya
7.
Dalam masyarakat perkotaan, pemegang
peran dalam proses sosialisasi anak
adalah ....
a.
orang tua
b.
pengasuh anak
c.
kakak
d.
nenek atau kakek
e.
keluarga besar lainnya
8.
Suatu proses yang dimaksudkan untuk
membiasakan suatu perilaku atau pola
pikir tertentu kepada seseorang adalah ....
a.
proses internalisasi
b.
proses interaksi
c.
proses eksternalisasi
d.
proses sosialisasi
e.
proses pembudayaan
9.
Proses enkulturasi atau pembudayaan
dimulai dari ....
a.
teman-teman seusia
b.
rekan kerja sekantor
c.
keluarga dan lingkungan tempat
tinggal
d.
lingkungan sekolah
e.
tempat kerja
10. Dalam masyarakat perkotaan belajar
kebudayaan lebih dipengaruhi oleh ....
a.
keluarga
b.
teman sekelompok
c.
media massa
d.
guru
e.
hukum yang berlaku
B. Jawablah pertanyaan berikut ini secara singkat dan tepat!
1.
Deskripsikan secara singkat pengertian pewarisan kebudayaan!
2.
Deskripsikan perbedaan pewarisan kebudayaan dalam masyarakat desa dan perkotaan!
3.
Sebutkan tiga unsur yang memengaruhi pewarisan sebuah kebudayaan!
4.
Deskripsikan pengertian proses internalisasi yang berlangsung sepanjang hayat!
5.
Deskripsikan secara singkat pengertian proses enkulturasi!
Khazanah Antropologi SMA 1
136
oal-Soal Ulangan Umum Semester 1
A. Pilihlah jawaban yang paling tepat dengan memberi tanda
silang (
x
) di depan huruf a, b, c, d, atau e!
1.
Faktor yang menyebabkan terjadinya
hubungan antarbudaya adalah ....
a.
perkembangan budaya secara inter-
nal
b.
kekhususan budaya
c.
kontak sosial
d.
sosialisasi
e.
enkulturasi
2.
Faktor yang memengaruhi keragaman
budaya di Indonesia adalah ....
a.
asimilasi
b.
proses difusi kebudayaan
c.
interaksi sosial
d.
penyebaran inovasi
e.
etnisitas
3.
Contoh praktik kebudayaan yang banyak
dihilangkan dan digantikan dengan
perilaku yang baru adalah ....
a.
ronda diganti dengan satpam
b.
arisan diganti dengan tabungan
c.
pengasuhan anak oleh
baby sitter
d.
gotong royong diganti tukang
e.
pertanian bersama diganti sistem
sewa
4.
Salah satu karakteristik kebudayaan
adalah kebudayaan yang didasarkan pada
simbol. Pengertian simbol adalah ....
a.
sesuatu yang mempunyai makna
dan nilai tertentu dari masyarakat
b.
sesuatu yang dilambangkan lain
daripada benda itu sendiri
c.
sesuatu yang dinilai dan maknanya
berdasarkan bentuk fisiknya
d.
sesuatu hasil karya manusia
e.
sesuatu yang bersifat interaksi sosial
manusia
5.
Suatu kelompok orang yang berbeda
dengan orang lain dalam segi ciri-ciri
fisik bawaan disebut ....
a.
etnik
b.
suku bangsa
c.
ras
d.
golongan
e.
kelompok sosial
6.
Posisi geografis Indonesia yang terletak
di antara dua samudra dan dua benua
menyebabkan keberagaman budaya
dalam hal ....
a.
suku bangsa
b.
stratifikasi ekonomi
c.
lingkungan ekosistem
d.
mata pencaharian
e.
agama
7.
Sikap menghargai perbedaan antara suku
bangsa dapat dilakukan dengan ....
a.
pendidikan multikultural
b.
intervensi negara
c.
ajaran agama
d.
tokoh masyarakat/adat
e.
kebudayaan nasional
8.
Salah satu penyebab konflik antarsuku
bangsa adalah etnosentrisme yang kuat.
Yang dimaksud dengan etnosentrisme
adalah ....
a.
kecenderungan setiap kelompok
untuk percaya begitu saja akan
keunggulan kebudayaan sendiri
b.
adanya perbedaan ciri-ciri fisik
yang menjadi bawaan sejak lahir
c.
pandangan yang berdasarkan pada
prasangka
d.
penilaian terhadap bagian-bagian
kebudayaan lain dibandingkan
dengan kebudayaan asing
e.
peleburan kebudayaan menjadi satu
kebudayaan
Proses Pewarisan Kebudayaan
137
9.
Konflik yang terjadi antara suku bangsa
Dayak dan suku bangsa Madura disebab-
kan oleh faktor ....
a.
agama
b.
kesenjangan ekonomi
c.
perbedaan pendapat
d.
perebutan daerah kekuasaan
e.
perbedaan ras
10. Masyarakat yang terbentuk berdasarkan
lokalitas disebut masyarakat ....
a.
nuclear family
b.
extended family
c.
suku bangsa
d.
rukun tetangga
e.
komunitas
11. Faktor yang paling memberikan penga-
ruh dalam pembentukan kebudayaan
manusia adalah ....
a.
faktor sosial
b.
faktor ekonomi
c.
faktor intelektual
d.
faktor geografis
e.
semuanya benar
12. Contoh unsur kebudayaan yang berupa
sistem ekonomi yang berwujud sistem
artefak adalah ....
a.
hasil produksi pabrik
b.
sistem
pranatamangsa
c.
uang
d.
pasar
e.
modal
13. Unsur-unsur kebudayaan manusia disebut ....
a.
universal categories of culture
b.
cultural universal
c.
core culture
d.
sistem kebudayaan
e.
determinant culture
14. Berikut ini adalah kajian yang dipelajari
dalam hal unsur bahasa pada kebuda-
yaan manusia,
kecuali
....
a.
asal-usul bahasa
b.
rumpun bahasa
c.
level of speech
d.
logat atau dialek
e.
kosa kata
15. Masyarakat yang masih menggunakan
sistem
pranatamangsa
adalah ....
a.
masyarakat perburuan
b.
masyarakat hutan dan pedalaman
c.
masyarakat petani agraris dan
nelayan
d.
masyarakat industri
e.
masyarakat perladangan berpindah
16. Fungsi religi atau agama bagi kelang-
sungan hidup manusia adalah ....
a.
menjaga keteraturan hidup
b.
memberikan pedoman hidup bagi
manusia
c.
menjaga hubungan antarmanusia
d.
sebagai patokan hukum bagi kehi-
dupan manusia
e.
menghindarkan perbuatan jahat
17. Fungsi bahasa sebagai simbol budaya
adalah ....
a.
merepresentasikan sebuah ke-
budayaan, berupa dialek atau logat
b.
menjadikan seseorang berkebuda-
yaan
c.
membangun interaksi antarmanusia
yang bersifat kompleks
d.
mensegregasi posisi sosial se-
seorang
e.
menjelma dalam segala aktivitas
yang dilakukan manusia
18. Kebudayaan sebagai suatu sistem yang
terintegrasi sebagai hasil karya manusia
disebut ....
a.
wujud kebudayaan
b.
etos kebudayaan
c.
unsur budaya
d.
subbudaya
e.
fokus budaya
19. Dua kelompok dengan kebudayaan
yang saling berbeda mengadakan
hubungan dan saling bertukar kebuda-
yaan disebut ....
a.
asimilasi
d.
amalgamasi
b.
akulturasi
e.
invention
c.
difusi
Soal-Soal Ulangan Umum Semester 1
Khazanah Antropologi SMA 1
138
20. Apa yang dimaksud dengan konsep
kebudayaan sapu bersih menurut Koen-
tjaraningrat....
a.
kebudayaan bersifat relatif antar-
masyarakat
b.
kebudayaan adalah milik bersama
seluruh anggota masyarakat
c.
kebudayaan adalah sebuah proses
belajar yang tak berkesudahan
d. kebudayaan adalah hasil pikiran
manusia
e.
kebudayaan terdiri atas segala
sistem kehidupan manusia dari
mulai bahasa sampai dengan seni,
ekonomi, agama, dan moral
21. Kompleks kesatuan yang termasuk di
dalamnya pengetahuan, kepercayaan,
seni, moral, hukum, adat kebiasaan dan
hal-hal lainnya yang diperoleh manusia
sebagai anggota suatu masyarakat adalah
definisi kebudayaan menurut....
a. Durkheim
b. Taylor
c. Geertz
d. Koetjaraningrat
e. van Gennep
22. Keseluruhan sistem gagasan, tindakan
dan hasil karya manusia dalam rangka
kehidupan masyarakat yang dijadikan
milik diri manusia dengan belajar adalah
definisi kebudayaan menurut....
a. Durkheim
b. Taylor
c. Geertz
d. Koetjaraningrat
e. van Gennep
23. Proses belajar kebudayaan sendiri yang
berlangsung sepanjang rentang kehi-
dupan manusia disebut proses...
a. pewarisan budaya
b. sosialisasi
c. xenophobia
d. etnosentrisme
e. etnokultur
24. Proses dimana seorang individu mem-
pelajari dan menyesuaikan alam pikiran
serta sikapnya dengan adat-istiadat,
sistem norma, dan peraturan-peraturan
yang hidup dalam kebudayaannya
disebut...
a. enkulturasi
b. sosialisasi
c. akulturasi
d.
asimilasi
e. etnokultur
25. Proses belajar kebudayaan manusia
dilakukan secara....
a. langsung
b. tidak langsung
c. generatif
d. genetis
e. degeneratif
B. Jawablah pertanyaan berikut secara singkat dan tepat!
1.
Deskripsikan secara singkat pengaruh hubungan antarbudaya di Indonesia!
2.
Deskripsikan secara singkat tata cara selamatan dalam masyarakat Jawa!
3.
Sebutkan enam ciri masyarakat majemuk menurut van de Berg!
4.
Deskripsikan secara singkat struktur masyarakat Indonesia secara horizontal!
5.
Deskripsikan secara singkat pengertian
etnopolitic
conflict!
6.
Deskripsikan secara singkat pengertian fungsi kritis agama!
7.
Sebutkan dua unsur yang memengaruhi pewarisan sebuah kebudayaan?
8.
Deskripsikan secara singkat pengertian kultural universal!
9.
Deskripsikan secara singkat fungsi bahasa!
10. Deskripsikan secara singkat pengertian fungsi pembimbingan agama!